Kamis, 05 November 2009

C L E M O N G A N (seputar musik & diplomasi budaya)

C L E M O N G A N










"Mungkin juga bisa diplintir..."
seputar musik & diplomasi budaya
oleh: Gatot Sulistiyanto
Dengan tiba-tiba heboh ada kabar kelompok musik Slank melakukan lawatan konsernya ke negri Paman Sam baru-baru ini. Disela-sela kepentingan dalam rangka perluasan pasar musiknya, apa yang mereka lakukan dianggap sebagai tindakan nyata dalam melakukan proses diplomasi melalui musik. Slank mampu sedikit merubah citra Indonesia di negri Paman Sam menjadi lebih utuh tidak hanya sebagai sarang pembuat teror bom, bencana alam, korupsi, kemiskinan dan salah satu pilihan untuk berlibur saja, namun juga ada sisi lain yang dilihat yaitu dunia budaya musik dan kreatifitas. Jika melihat Indonesia melalui budaya sudah barang tentu masyarakat dunia akan dapat menikmati keragaman seni mulai dari batik, gamelan, tari kecak, benda purbakala dan bahkan sampai pada industri kreatif kita seperti; karya sinemanya Garin Nugroho, musiknya Slamet Abdul Sjukur, lukisan Arahmaiani, koreografi dari Sardono Kusumo, gerabah Kasongan dll, yang semuanya ini merupakan kekayaan dan sumber ekonomi baru yang tidak habis dikuras sampai kapanpun. Ragam bentuk kreatifitas ini dapat disejajarkan dengan kekayaan alam yang ada di negeri ini, namun saja musik dan seni masih saja dipahami sebagai hiburan dan pelengkap yang pengelolaannya kurang didukung oleh pemerintah. Hal ini terbukti tidak adanya mentri yang mengurusi kebudayaan kita, tetapi bidang olah raga, energi, pemberdayaan perempuan sudah lebih dulu ada di parlemen, sehingga berujung pada minimnya fokus perhatian dan investasi negara untuk kesenian. Wajar saja jika kita sering kecolongan, seni kita di aku negara lain dan kita bereaksi spontan tanpa ada tindakan pencegahan yang strategi budaya untuk mengatasi persoalan tersebut.

Tidak ada komentar: